Sebenarnya jarak rumah ke Pasar Keputih sangat dekat, hanya sekitar 500 meter saja. Aneka sayur yang menjadi favorit saya dan istri bisa dengan mudah dibeli di situ. Atau jika ingin sedikit nggaya, mau beli ke supermarket yang menjual sayuran organik juga dekat. Giant jaraknya hanya 1 km, lalu Ranch Market di Galaxy Mall jaraknya juga hanya 2 km.
Tapi melihat halaman depan dan belakang nganggur rasanya eman. Kenapa gak ditanami sayur saja? Selain bisa membuat halaman rumah menjadi hijau segar, sayurnya juga bisa dimasak sendiri. Gak perlu beli ke pasar maupun supermarket. Apalagi sayur yang biasa kami konsumsi tidak aneh-aneh: bayam, sawi, kangkung, seledri, terong, lombok, kacang panjang dan tomat. Benihnya bisa didapatkan dengan mudah di Toko Trubus.
Kendalanya, halaman belakang sudah dipaving, lalu halaman depan tanahnya berpasir, kurang subur untuk bercocok tanam. Buktinya beberapa tanaman bunga yang ada tidak bisa tumbuh subur. Maka solusinya adalah menanam sayur-sayur itu di dalam pot atau wadah lain yang diisi dengan tanah berkompos yang bisa dibeli di penjual keperluan taman. Cukup disiram pagi dan sore, tanpa diberi pupuk dan pestisida kimiawi, sayur mayur itu bisa tumbuh dengan suburnya.
Nah, ketika sewaktu-waktu pengen memasak sayur, tinggal petik di halaman. Dijamin lebih dekat dan lebih sehat 😉
sayangnya rumahnya belum cukup besar untuk bisa ditanamin sayur, semoga bentar lagi bisa beli rumah yang besaran gitu 🙂
sekalian menghijau indonesia mas,..
hanya ingin ngikuti postingan agan ,.
salam kenal yya .
Wah tempat saya dah menjalankan cara ini mas, samping kanan rumah saya tanduri godong telo sama sende ijo…. bisa buat pakan ikan gurami saya juga…. hehehhe
hidroponik memang solusi cerdas untuk lahan yang minim. lahan sedikit terpakai, hasil banyak didapat
di rumah purwantoro saya juga menanam bebagai sayur di belakang rumah mas. Teringat waktu harga cabai membumbung tinggi, kami sekeluarga masih bisa menikmati pedasnya cabai karena kami punya pohon cabai sendiri 🙂
Setuju banget saya dengan ide begini. Inilah impian saya jika kelakon bisa beli tanah. Jadi dari luas areal tanah, tak seluruhnya untuk bangunan, tapi ada 50-70% untuk menanam berbagai pepohonan buah dan juga sayur-sayuran. Serasa di surga deh. Hahaha…
Salam kenal.
coba kalau semua warga mau melakukan hal yg sama.. memanfaatkan sedikit saja tanah sekitar rumah utk tanaman sayur terutama yg mudah tumbuh spt tomat, cabai, sawi, bayam, pasti ndak ada yg kurang gizi deh…
mari kita mengalihkan hobi menanam bunga dengan menanam sayuran.. Tentu tidak diberi pupuk kimia dan pestisida.
pake hidroponik ya? wah2, pengen juga bisa nanam sayuran.
Ojo nandur gadung lo om, ntar lek mendem 😀
wah ide keren nih
Kalau aku, sejak awal sudah membayangkan menanam pepohonan dan bunga di rumah
Kalau sayur masih belum kebayang
Sebuah ide yang bagus, selain dapat memperindah pandangan mata tanaman tersebut juga dapat menyumbangkan oksigen yang akan mempengaruhi kualitas kesehatan manusia. Sebaiknya tidak menanam tumbuhan berbatang besar dan berakar panjang agar tidak mengganggu bangunan rumah.
Namun tanah pupuk kompos yang biasanya beli dalam kemasan saya curiga juga kalau didalamnya ditaburi pupuk buatan. Karena teksturnya agak beda. Padahal saya beli yang ada merknya dan ditoko pertanian terkenal.
sepphh.
Hidroponik, tabulampot ma polybag adalah solusinya mas bro. Yang penting kn percobaanya dahulu, nah klo belum dapat hasil yang diharapkan , cari2 lagi caranya, blogger kn selalu dapat informasi yang di inginkannya,hehe
yang penting langkah kecil kecil dulu,,,
Sayangnya halaman rumah saya sempit mas, jadi gak bisa ikutan tanem sayur di halaman rumah 😀
Tapi asik ya kalo bisa metik sayur dari kebun sendiri 😀
hwaaa.. keren sekali idenyaaaaa.. 😀
ayo hijaukan lingkungan sekitar kita, perangi global warming sejak dini #halah 😀
Kalau saya depan halaman dalan je kang…. ya akhire nanam di PEKARANGAN aja
Apa nggak ada pemikiran di model nanam ala Jepang mas? Di lahan yang sempit, bahkan tanpa tanah mingsih bisa, itu apa namanya aku lupa. 🙄
Bercocok tanam di rumah,., bisa jadi inspirasi banyak orang untuk mencintai lingkungan dengan menanam banyak tanaman . . . . sangat baik,.,., I like this,.,
saya sejak dulu punya hobi tanam-menanam (kecuali pada saat sedang males, hehehe)…
kendala menanam di pekarangan di perkotaan, seringkali tanah pekarangan yang tersisa adalah hasil urugan, jadi perlu waktu cukup lama untuk membuat tanah kembali subur.
Di rumah yang saya tinggali di Solo, perlu waktu setahun lebih untuk membuat pekarangan yang tadinya tandus menjadi ijo royo-royo…
—
ada pengalaman menarik waktu saya masih remaja:
dulu karena keterbatasan ekonomi ortu, anak-anak yang disekolahkan di kota tidak di-kos-kan melainkan dikontrakkan rumah sederhana. jatuhnya jauh lebih murah. namun dari situ kami bisa belajar mengelola rumah tangga sejak dini.
karena keterbatasan pula, kami memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran agar menghemat pengeluaran untuk beli sayuran. ada bayam (favorit dan paling banyak ditanam), gambas/oyong, singkong di batas pekarangan untuk diambil daunnya, labu, buncis, dan lain sebagainya.
singkat cerita, suatu hari saya dan adik saya pulang malam. karena kebelet pipis, berdua pipis di atas tanaman bayam.
esoknya, bangun kesiangan di meja makan sudah tersedia masakan hangat. rupanya kakak perempuan masak pagi2. makan baru habis separo baru nyadar kalau kakak masak bayam.
kelingan mau mbengi, langsung mlayu nang pekarangan… jebule sing dimasak bayem sing mau bengi diuyuhi… hahaha…
postingane simpel dan bergizi.. saya suka!!! *suka sayurnya juga, hehe
haha.. ngakak baca komennya mas Adi MSE
kisah nyata, ndop! sumpah! hehe
di halaman rumah kami juga ada beberapa tanaman yang bisa dikonsumsi. ada cabe keriting, saun singkong dan daun pepaya. ada juga mangga. tapi semua itu belum diurus secara maksimal. kalau pas butuh dan menghasilkan aja dipake. saya juga kepikiran untuk nanem sayuran di halaman depan dan samping rumah. pasti seru. dan bisa buat bisnis juga. 😀
Keren,..memanfaatkan ruang yang ada dengan semaksimal mungkin..klo tanpa pupuk dan pestisida kimiawi, berarti organik ya ini? sehat sehat sehat…
Bme f 67 juga ada hidroponiknya pak, hehehe……tonggo dewe.
Menanam sayuran di rumah telah lama saya lakukan, Teras dilantai dua sudah saya sulap menjadi kebun sayuran. selain untuk konsumsi sendiri, juga dapat dinikmati tetangga dekat rumah.
klo setiap rumah seperti ini mungkin kita bisa mandiri dalam sektor pangan
Selamat Siang,
Kami dari perusahaan properti ingin mengajak teman2 blogger yang punya blog pribadi, untuk melakukan paid review
untuk teman2 yang berminat melakukan paid review dan memiliki niche sbb:
rumah
desain rumah
berita
properti
arsitek
dekorasi
atau yang berhubungan dengan niche diatas.
kita akan menawarkan mulai dari rp. 100rbu-500rbu / blog post tergantung kualitas blognya dengan jumlah kata min. 400 kata.
dan mencantumkan minimal 1 link ke situs yang kita minta.
blog harus memiliki min. pr 1 dan berumur min. 1 tahun bkn free blog.
yang berminat silahkan PM ke inbox atau kirim email : developerrumahku@gmail.com