Pindah Rumah dan Persiapan Jadi Bapak

Alhamdulillah terhitung sejak tanggal 24 Agustus 2012 saya beserta istri sudah menempati rumah kami sendiri. FYI, rumah yang kami tempati sebelumnya masih ngontrak dan Alhamdulillah kami diberi rejeki sehingga bisa punya rumah sendiri sebelum anak pertama kami lahir.

Sebenarnya ini meleset dari rencana awal. Rencana kami setelah menikah akan ngontrak rumah dulu selama 2 tahun dan pasang target tahun ke-3 sudah punya rumah sendiri. Alhamdulillah melesetnya lebih awal, bukan molor πŸ™‚

Rumah kami berada di kompleks Bumi Marina Emas. Dekat dengan rumah kontrakan kami itu. Dan memang sengaja cari di deket Puskesmas Keputih sini supaya istri kalo berangkat kerja tidak terlalu jauh.

Ini adalah perumahan lama yang dulunya paling ujung timur Surabaya. Tapi sekarang sudah banyak perumahan baru yang lebih ujung lagi, jadinya sekarang berada di tengah-tengah lah, tidak terlalu kota, juga tidak terlalu ndeso πŸ™‚

Awalnya kami berencana mencicil dengan KPR. Namun setelah kontak bank ternyata biaya administrasinya gede juga, eman-eman, trus belum lagi nyicilnya bertahun-tahun menanggung utang. Akhirnya dengan segala daya dan upaya, kami membelinya secara cash.

Kebetulan pemilik rumah sebelumnya kesusu mau pindah ke Jakarta. Jadi melalui negosiasi ketat saya bisa deal dengan harga 50 juta lebih murah dari harga pasaran rumah standard di perumahan ini. Padahal rumah ini sudah direnovasi 2 tahun lalu yang kata orangnya habis 150 juta. Jadi kami mendapatkan 2 keuntungan sekaligus. Mungkin ini sudah rejeki baby kami πŸ™‚

Tanda jadi 5 juta segera saya transfer begitu deal harga. Tanda jadi ini penting, mengingat sebelumnya kami sudah merasakan betapa kecewanya batal transaksi gara-gara tidak kasih tanda jadi dan keduluan orang! Sedangkan sisanya kami lunasi di depan notaris ketika penandatanganan Akta Jual Beli (AJB).

Nah, sekarang tinggal menunggu kelahiran anak pertama kami. Alhamdulillah usia kandungan istri sudah 36 minggu alias 9 bulan. Menurut prediksi dokter, anak kami akan lahir pertengahan hingga akhir oktober.

Buat yang belum tahu, usia kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga 40 minggu ke depan. Penggunaan HPHT itu untuk memudahkan prediksi saja karena kita tidak bisa tahu secara pasti kapan terjadinya pembuahan itu. Kecuali hubungan suami istri hanya dilakukan sekali lalu jadi :d

Apa saja persiapan menjadi Bapak itu? Pertama harus siap biaya untuk melahirkan kelak. Juga untuk belanja kebutuhan si baby dan ibunya. Ada banyak yang perlu dibeli. Selain itu juga jadi suami siaga, mengantarkan ke mana saja istri pergi.

Kebetulan istri saya ini masih praktek pagi dan malam, juga ada jadwal senam hamil setiap hari minggu. Juga ada jadwal kontrol ke dokter kandungan sebulan sekali, lalu ketika sudah sampe minggu 36 ini jadi dua mingguan.

Mohon doa kawan-kawan semoga istri saya pada waktunya nanti bisa malahirkan anak kami secara normal, lancar, cepat, Β selamat dan sehat (babynya maupun ibunya). Aamiin..

37 Comments

  1. Sriyono Semarang 02/10/2012
  2. riris 02/10/2012
  3. risdania 02/10/2012
    • budiono 02/10/2012
  4. pety puri 02/10/2012
    • budiono 03/10/2012
      • pety puri 04/10/2012
      • budiono 04/10/2012
  5. Jaap NS 03/10/2012
    • budiono 03/10/2012
  6. Anang 03/10/2012
    • budiono 04/10/2012
  7. Isnuansa 04/10/2012
    • budiono 05/10/2012
  8. Ely Meyer 05/10/2012
    • budiono 10/10/2012
      • Ely Meyer 12/10/2012
  9. tu2t widhi 08/10/2012
    • budiono 10/10/2012
  10. dafhy 09/10/2012
  11. damae wardani 10/10/2012
    • budiono 23/10/2012
  12. Sawali Tuhusetya 11/10/2012
    • budiono 23/10/2012
  13. damar 11/10/2012
  14. ndop 12/10/2012
  15. cha onie 15/10/2012
  16. Brillie 22/10/2012
    • budiono 23/10/2012
  17. Frenavit 23/10/2012
    • budiono 27/10/2012

Leave a Reply